Meteor yang dikenal sebagai meteor Orionid itu, merupakan versi yang lebih kecil dari hujan meteor Perseid yang terjadi Agustus lalu. Pasalnya, meteor terlihat seolah-olah berasal dari sebelah utara bintang Betelgeuse di konstelasi Orion.
Meteor-meteor ini diperkirakan merupakan debu-debu yang tertinggal dari Komet Halley yang bergerak mengitari matahari berlawanan dengan arah pergerakan bumi. Meteor Orionid sebenarnya sudah terlihat secara redup sejak sekitar awal Oktober.
Namun aktivitasnya biasanya akan bisa jelas terlihat sejak 17 hingga 25 Oktober mendatang, yang diperkirakan puncaknya akan terjadi pada 21-21 Oktober.
"Meteor-meteor Orionid biasanya kurang terlihat bila dilihat di lokas-lokasi perkotaan," kata pakar meteor, Robert Lunsford, kepada situs Space.com.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar